21 Mei 2008

Guru harus Menjadi Agen Perubahan

PEKALONGAN -- Guru-guru sebagai pendidik diminta harus memposisikan diri sebagai agen perubahan. ''Guru tidak sekedar melakukan proses belajar mengajar, melainkan harus meningkatkan talenta, kemampuan dari semua aspek,'' kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, A Hakam Naja, kemarin.


Di berbicara saat memberikan sambutan pada pembukaan Pelatihan Guru Tahap II Angkatan ke-10 Program Corporate Responsibility Telkom-Republika "Bagimu Guru Kupersembahkan. Generasi Baru Guru Indonesia'' di Kandatel Pekalongan, Jum'at (11/10). Kata Hakam: ''Jadi, (guru) tidak hanya kompetensi saja, tetapi harus menggerakkan, merubah sikap mental. Dia harus menjadi contoh teladan dan ini tugas berat yang harus dilakukan. Harapan kita, guru harus menyadari proses itu.''

Menurut dia, semua itu memang tidak bisa dilakukan dalam proses sekejap. Tetapi dengan membuka cakrawala seperti pelatihan yang dilakukan oleh Telkom dan Republika, bahwa misi guru tidak hanya sekedar datang ke sekolah, kemudian pulang. ''Guru harus terlibat, mendidik dengan hati, ikut bertanggungjawab terhadap kualitas anak didik,'' tutur Hakam.

Sebagai anggota DPR dari Pekalongan, Hakam berjanji ia akan mendorong pelatihan-pelatihan yang sifatnya non teknis seperti yang diselenggarakan oleh Telkom-Republika. ''Sehingga guru-guru dari Pekalongan yang belum mendapatkan kesempatan untuk pelatihan di sini dan sangat berminat, saya bisa memfasilitasinya. Insya Allah dalam tahun ini bisa dilaksanakan,'' kata Hakam, dari Fraksi PAN di DPR.

Pelatihan yang diikuti oleh guru SD sampai SMA ini merupakan angkatan terakhir untuk Tahap ke II diikuti oleh 52 guru dari Pekalongan, Brebes, Batang dan Purwokerto. Pelatihan di Pekalongan ini cukup banyak peminatnya. Ada beberapa guru yang tidak terdaftar sebagai peserta, tetapi bersedia mengikuti kegiatan ini meskipun tidak mendapatkan fasilitas seperti yang diberikan kepada 52 guru. Mereka ingin mendapatkan ilmunya.

Direktur CSR Republika Nasihin Masha pada kesempatan ini mengungkapkan tentang riwayat diselenggarakan pelatihan guru. Intinya untuk membangun karakter bangsa, terutama lewat guru. Dan dari berbagai masukan termasuk dari guru, yang penting orangnya bukan berupa barang seperti komputer. ''Alhamdulillah Telkom mempunyai visi yang sama. Dan ketika dilontarkan kepada Telkom tentang pemberian pelatihan bagi guru yang berbeda dengan yang lain, Telkom menyambut dengan baik,'' ungkap dia.

General Manajer Kandatel Pekalongan Basuki Widyono mengatakan Pelatihan "Bagimu Guru Kupersembahkan" di wilayah Divre IV ini adalah yang kelima kalinya. Sangat tepat apabila Telkom dan Republika berkolaborasi dalam kegiatan CSR ini, karena Republika memiliki kompetensi sebagai salah satu media informasi yang cukup eksis di republik ini dan Telkom sebagai satu-satunya operator telekomunikasi yang masih dimiliki republik ini.

Pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari (11-12 April) ini menampilkan pemateri, antara lain, budayawan Putu Wijaya tentang ''Proses Kreatif'', praktisi Pendidikan Leila Mona Ganiem tentang ''Kepribadian Menarik'', AVP IT Service Strategy Telkom Syaiful Hidayat tentang ''Trend IT'', Wakil Pemred Republika Nasihin Masha tentang ''Penulisan Populer''.

Selain itu penulis Ahmad Tohari akan memberikan Kuliah Umum, Ketua Umum Dekopin Adi Sasono tentang Motivasi, Pemimpin Perusahaan Majalah Cakram M Gunawan Alif tentang Komunikasi Efektif.

Pada kesempatan ini dari Kandatel Pekalongan menyerahkan bantuan yang merupakan Program Bina Lingkungan berupa sarana pendidikan yaitu komputer dan media pendidikan senilai Rp 24 juta kepada SD Islam VII Pajang Wetan, SDN Bendan 03 dan SDN Kradenan 02 serta sarana ibadah berupa pernaikan musholla dan pondok pesantren senilai Rp 6 juta kepada Musholla Miftachul Huda dan Pondok Pesantren Al-Hadi. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh General Manager Kandatel Pekalongan Basuki Widyono. n. Sumber: REPUBLIKA, 12 April 2008, Halaman : 19

0 Comments: