23 Januari 2010

Guru Harus Miliki Kepribadian Menarik

JAKARTA -- Konsultan Komunikasi dan Pengembangan Pribadi, Leila Mona Ganiem, mengatakan, seorang guru harus memiliki kepribadian yang menarik. Hal ini tentu saja akan membuat pelajaran yang disampaikan lebih masuk ke anak didiknya. Menurut Leila, ada tiga hal yang menjadi faktor utama untuk membuat guru memiliki kepribadian menarik. Tiga hal tersebut adalah konsep brain, behaviour, dan beauty (3B).
''Konsep 3B kerap dipakai sebagai tolok ukur kepribadian yang baik di ranah profesional maupun sosial,'' ujarnya seusai acara Pelatihan Guru ''Bagi Guru Kupersembahkan'' yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom dan Republika, di Hotel Grand Cikarang, Tangerang, Jumat (22/1).

Brain, atau pikiran, menurut Leila, merefleksikan pengetahuan yang diperlukan dalam hidup. Brain juga berkaitan dengan pilihan keahlian yang didalami. Keahlian tersebut membawa seseorang pada perannya saat ini. Penggalian keahlian yang mumpuni mendukung peran signifikan seseorang.

Leila menambahkan, brain lebih bermakna tidak single, melainkan multibidang. Misalnya, seorang guru profesional perlu memiliki pengetahuan subbidang materi ajarnya, penyampaian materi ajar; psikologi anak; strategi memotivasi agar anak berminat mengelaborasi kreatif potensinya; bahasa Inggris; menulis; tahu teknologi informasi; dan etika.

''Guru harus mengusai pelajaran yang diajarkan dan mata pelajaran lain. Dan, guru harus terus menggali pengetahuan,'' ujarnya. Kedua, masalah behavior, atau perilaku. Dalam kehidupan, menurut Leila, keahlian atau pengetahuan saja tidak cukup. Perlu perilaku yang disebut kecerdasan emosional. Ada empat kompetensi penting yang selayaknya digunakan seseorang.

Pertama, mampu membaca emosi diri dan dampaknya terhadap orang lain. Kedua, mampu mengontrol emosi serta beradaptasi pada perubahan lingkungan. Ketiga, mampu memahami emosi orang lain, dan dampaknya terhadap organisasi. Keempat, mampu menginspirasi, memengaruhi, mengembangkan orang lain, serta mengatasi konflik. ''Seorang guru harus punya kepribadian yang baik. Guru perlu menyamankan, mendorong, beretika, bahkan menjadi teman bagi si murid,'' katanya.

Tak hanya itu, guru juga harus senang dengan ide-ide baru siswa. Guru juga harus memahami apakah tata cara kita mengajar menarik atau tidak, kalau tidak berusahalah membuat suasana yang menyenangkan. ''Kita punya kesempatan emas untuk mengembangkan murid kita,'' katanya. Menurut Leila, setiap anak butuh komunikasi pribadi dan komunikasi praktis. Komunikasi praktis adalah mendapatkan pelajaran, mendapat pelatihan, melaksankan tugas sekolah, bermain dengan teman-teman sekolah, dan lainnya. Komunikasi pribadi, disayang, didengar, diperhatikan, dan diajak mengambil keputusan.

Leila menambahkan, konsep ketiga, beauty, atau kemenarikan personal. Tanpa menafikan kodrat, penerimaan diri adalah refleksi damai diri atas berkah Ilahi. Optimalisasi potensi diri secara personal dapat meningkatkan kualitas interaksi. Kemenarikan personal dapat digali dengan berbagai cara. Misalnya, dengan penggunaan ekspresi wajah, gerak tubuh --cara duduk, berjalan, bersalaman-- pengaturan jarak, penggunaan suara yang tepat, serta kemenarikan fisik seperti kebersihan tubuh dan penampilan sesuai konteks. /S.Riyanto

0 Comments: